Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air tercinta,
Seperti yang telah kita dengar pada 27 Januari 2008 pukul 13:10 WIB, mantan presiden tercinta kita, Soeharto, telah berpulang kepada Sang Pencipta.
Mungkin Soeharto bukanlah seorang presiden yang dicintai sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini, namanya selalu dikaitkan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di Indonesia.
Inilah yang mungkin disebutkan pepatah "Akibat nila setitik rusak susu sebelangga", kita mudah melupakan segala hal baik yang datang dari beliau tapi setiap apa yang kita anggap buruk melekat pekat dalam pikiran kita dan melahirkan ribuan hujatan.
Tahukah teman, apakah sesuatu itu yang membuatku tiada kuasa membendung air mata ini? Bahkan ada seseorang yang masih tega memaki seseorang yang sudah menemui ajalnya, orangkah itu? Apakah orang itu memaki karena tidak pernah melakukan suatu dosa apapun di dunia ini? Jika memang begitu bersih dari noda dosa silahkan teruskan caci maki.
Adalah suatu fakta beliau berjasa dalam berbagai hal, kita ambil contohnya sebelum beliau menjadi presiden, adalah tokoh dalam berbagai medan perang seperti Serangan Umum 1 Maret, Pembebasan Irian Barat (sebagai komando Mandala), dan silahkan cari sisanya di buku Sejarah yang bisa anda dapatkan di toko-toko terdekat.
Sebagai presiden kala itu ia berhasil menghantarkan Indonesia menuju berbagai kebanggaan, masih ingat dengan swasembada beras yang kala itu dicapai Indonesia, silahkan bandingkan dengan kondisi sekarang ; atau masihkah anda mengingat prestasi Indonesia dalam bidang bulutangkis masihkah anda ingat berapa banyak prestasi tim bulutangkis Indonesia kala itu ? Masihkah anda mengingat kancah Indonesia di SEA GAMES kala itu? Di mana rasa bangga penulis surat ini menggema dalam kalbu melihat Merah Putih meraih berbagai kehormatan ketika ia sedang melakukan tugas sekolah membuat clipping terhadap prestasi Indonesia.
Mungkin teman-teman (termasuk penulis) lebih mencintai sosok Soekarno, seorang presiden yang karismatik, bagaimanapun fakta menunjukkan ekonomi pada masanya divonis Benjamin Higgins sebagai kronis dan tidak mempunyai prospek, ironisnya Soeharto berhasil pada era Orde Baru menurunkan angka kematian bayi, peningkatan pendidikan rakyat, bahkan pada 1984-1988 Indonesia berhasil menghemat devisa dan menurunkan angka kemiskinan dari 60% hingga 11% sehingga Indonesia dijajarkan dengan negara Industri Baru seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, Singapura, Korea Selatan.
Jangan kita mengeluh masalah Hak Asasi ataupun Demokrasi, negara kita ini masih dalam tahap belajar berdemokrasi, jika kita memandang Amerika Serikat sebagai contoh ideal demokrasi, silahkan teman, tengok kembali "umur" Indonesia dan Amerika Serikat.
Bahkan di mata luar negeri, bukanlah pemerintah kita yang korup, tapi mental bangsa kitalah yang korup, contoh kecil adalah kita seolah menghapus jasa Soeharto, hanya apa yang kurang baik dari dirinya yang ada, bukankah ini suatu tindak korupsi?
Teman-temanku marilah bersama kita berikan setulus hati penghormatan terakhir kepada mantan presiden kita, yang jika tidak kita cintai, setidaknya kita hormati, tidaklah mudah seseorang berada di kursi itu selama 32 tahun tidakkah anda sadari seberapa besar pengorbanan yang ada.
Jika suatu saat bangsa dan negara kita ini sudah bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, atau setidaknya negara kita, maka bolehlah kita melaporkan hal ini dengan dada terbusung bahwa kita sudah menyelesaikan apa yang mantan presiden Soeharto tinggalkan dan belum selesai.
Terima kasih saya sampaikan dengan tulisan ini atas waktu yang telah saudara alokasikan untuk membaca surat saya ini, balasanmu aku harapkan.
Hormat saya,
Temanmu
Seperti yang telah kita dengar pada 27 Januari 2008 pukul 13:10 WIB, mantan presiden tercinta kita, Soeharto, telah berpulang kepada Sang Pencipta.
Mungkin Soeharto bukanlah seorang presiden yang dicintai sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini, namanya selalu dikaitkan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di Indonesia.
Inilah yang mungkin disebutkan pepatah "Akibat nila setitik rusak susu sebelangga", kita mudah melupakan segala hal baik yang datang dari beliau tapi setiap apa yang kita anggap buruk melekat pekat dalam pikiran kita dan melahirkan ribuan hujatan.
Tahukah teman, apakah sesuatu itu yang membuatku tiada kuasa membendung air mata ini? Bahkan ada seseorang yang masih tega memaki seseorang yang sudah menemui ajalnya, orangkah itu? Apakah orang itu memaki karena tidak pernah melakukan suatu dosa apapun di dunia ini? Jika memang begitu bersih dari noda dosa silahkan teruskan caci maki.
Adalah suatu fakta beliau berjasa dalam berbagai hal, kita ambil contohnya sebelum beliau menjadi presiden, adalah tokoh dalam berbagai medan perang seperti Serangan Umum 1 Maret, Pembebasan Irian Barat (sebagai komando Mandala), dan silahkan cari sisanya di buku Sejarah yang bisa anda dapatkan di toko-toko terdekat.
Sebagai presiden kala itu ia berhasil menghantarkan Indonesia menuju berbagai kebanggaan, masih ingat dengan swasembada beras yang kala itu dicapai Indonesia, silahkan bandingkan dengan kondisi sekarang ; atau masihkah anda mengingat prestasi Indonesia dalam bidang bulutangkis masihkah anda ingat berapa banyak prestasi tim bulutangkis Indonesia kala itu ? Masihkah anda mengingat kancah Indonesia di SEA GAMES kala itu? Di mana rasa bangga penulis surat ini menggema dalam kalbu melihat Merah Putih meraih berbagai kehormatan ketika ia sedang melakukan tugas sekolah membuat clipping terhadap prestasi Indonesia.
Mungkin teman-teman (termasuk penulis) lebih mencintai sosok Soekarno, seorang presiden yang karismatik, bagaimanapun fakta menunjukkan ekonomi pada masanya divonis Benjamin Higgins sebagai kronis dan tidak mempunyai prospek, ironisnya Soeharto berhasil pada era Orde Baru menurunkan angka kematian bayi, peningkatan pendidikan rakyat, bahkan pada 1984-1988 Indonesia berhasil menghemat devisa dan menurunkan angka kemiskinan dari 60% hingga 11% sehingga Indonesia dijajarkan dengan negara Industri Baru seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, Singapura, Korea Selatan.
Jangan kita mengeluh masalah Hak Asasi ataupun Demokrasi, negara kita ini masih dalam tahap belajar berdemokrasi, jika kita memandang Amerika Serikat sebagai contoh ideal demokrasi, silahkan teman, tengok kembali "umur" Indonesia dan Amerika Serikat.
Bahkan di mata luar negeri, bukanlah pemerintah kita yang korup, tapi mental bangsa kitalah yang korup, contoh kecil adalah kita seolah menghapus jasa Soeharto, hanya apa yang kurang baik dari dirinya yang ada, bukankah ini suatu tindak korupsi?
Teman-temanku marilah bersama kita berikan setulus hati penghormatan terakhir kepada mantan presiden kita, yang jika tidak kita cintai, setidaknya kita hormati, tidaklah mudah seseorang berada di kursi itu selama 32 tahun tidakkah anda sadari seberapa besar pengorbanan yang ada.
Jika suatu saat bangsa dan negara kita ini sudah bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, atau setidaknya negara kita, maka bolehlah kita melaporkan hal ini dengan dada terbusung bahwa kita sudah menyelesaikan apa yang mantan presiden Soeharto tinggalkan dan belum selesai.
Terima kasih saya sampaikan dengan tulisan ini atas waktu yang telah saudara alokasikan untuk membaca surat saya ini, balasanmu aku harapkan.
Hormat saya,
Temanmu
No comments:
Post a Comment